Powered By Blogger

Senin, 20 Mei 2013

Sejarah Akuntansi


                       Sejarah Akuntansi
Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543. Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice". Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
         Perkembangan Akuntansi di Indonesia
Setelah abad ke – 15, pencatatan mulai teratur. Pada tahun 1494, Luca Pacioli alhi matematika Italia menerbitkan buku yang pertama tentang sistem “pembukuan berpasangan” (double entry bookeeping) dengan bukunya yang terkenal berjudul “Summa de Aritmatika Proportioni et Proportionalita”. Luca Pacioli membuat catatan yang lebih sistematis dari sebelumnya dengan selalu menggunakan dua sisi (debet dan kredit).Istilah debet dan kredit ini diambil dari bahasa latin “Debere dan Credere” yang berarti percaya dan mempercayai. Jadi, setiap catatan mengandung pengertian saling percaya antara orang yang mengadakan transaksi.Seiring dengan berkembangnya dunia usaha di Indonesia, berkembang pula pemakaian sistem akuntansi dari sistem kontinental yang berasal dari Eropa ke sistem Angallo Saxon yang berasal dari Amerika.Perkembangan akuntansi di Indonesia semakin pesat setelah tahun 1957, pada saat itu berdiri suatu organisasi yang mewadahi para akuntan di Indonesia. Organisasi tersebut diberi nama Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Pada tahun 1973, mulai diaktifkan pasar modal. Dengan diaktifkannya pasar modal IAI membentuk suatu panitia perhimpunan bahan dan struktur GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dan GAAS (Generally Accepted Auditing Standard). Panitia ini menghasilkan buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (Komite PAI). Komite ini bertugas sampai tahun 1994. Setelah tahun 1994, Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Komite SAK melakukan revisi total terhadap PAI menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Tahun 1998, Komite SAK ini bertugas kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Dewan SAK ini bertugas dari tahun 1998 sampai 2002 dan mempunyai otonomi untuk menyusun serta mengesahkan PSAK menjadi IPSAK. Pada periode ini juga dibentuk Dewan Konsultasi SAK yang anggotanya para praktisi (pengguna) Akuntansi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar